Diberdayakan oleh Blogger.
NitrouZ Daily Blog

Kamis, 20 Januari 2011

DASAR – DASAR EPIDEMIOLOGI



Dalam pembahasan epidemiologi tentunya tak terlepas dari pemikiran yang pertama kali diutarakan Hippocrates 2000-an tahun yang lalu, bahwa faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi kejadian penyakit. Selanjtnya terdapat berbagai terapan dan capaian bidang ilmu ini, yang paling fenomenal adalah keberhasilan John Snow dengan berbagai penelitian lapangannya menunjukkan kepada kita bahwa upaya-upaya penanggulangan penyakit yang tepat telah memberikan sumbangan yang amat mengagumkan tarhadap rangkaian upaya men-sehat-kan masyarakat. Dalam perkembangannya saat ini, epidemiologi menjadi salah satu bagian penting dari Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit dan atau masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Dalam berbagai keadaan, epidemiologi tampil sebagai approach yang banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah kesehatan individu dan masyarakat pada umumnya.
A. Prinsip Dasar Epidemiologi
1. Definisi Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penduduk/masyarakat. Istilah epidemiologi sendiri berkaitan dengan sejarah kelahirannya, dimana epidemiologi memberikan perhatian tentang penyakit pada masyarakat secara luas (epidemic). Beberapa definisi epidemiologi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai berikut :
a. Wade Hampton Frost (1927), Guru Besar Epidemiologi di School of Hygiene – Johns Hopkins University. ; Epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena missal (mass phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit menular.
b. Greenwood (1934), Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine – London ; Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok penduduk.
c. Brian MacMahon & Thomas F. Pugh (1970), penulis buku “Epidemiology : Principles and Methods” ; Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
d. Last (1988) ; Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan dari kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan berbagai aplikasinya.
e. Muhammad Najib Bustan, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin ; Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan masalah kesehatan untuk perencanaan dari penanggulangan masalah kesehatan.
f. Soekidjo Notoatmodjo, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakt Universitas Indonesia ; Epidemiologi adalah studi tentang pola penyebaran dan pencarian determinan penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kajian epidemiologi bermuara pada tujuan utama yakni kesehatan masyarakat secara luas. pada dasarnya terdapat 3 (tiga) komponen penting dalam epidemiologi, antara lain :
Ø Distribusi ; Penyebaran penyakit pada manusia (man, time, place)
Ø Determinan ; faktor penyebab suatu penyakit / masalah kesehatan
Ø Frekuensi ; Nilai yang menggambarkan besarnya masalah kesehatan
2. Peran epidemiologi dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain
Kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan entervensi yang diperlukan, sangat diharapkan dalam upaya pembangunan kesehatan secara keseluruhan seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Peranan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Investigasi etiologi penyakit
b. Identifikasi faktor resiko
c. Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
d. Diagnosis perbandingan dan perencanaan pengobatan
e. Surveilans terpadu status kesehatan masyarakat
f. Diagnosis dan perencanaan pelayanan kesehatan
g. Intervensi kesehatan masyarakat dan evaluasi pelayanan kesehatan. (Valanis dalam Bustan MN, 2006).
Beaglehole, dkk mengemukakan 4 peran utama epidemiologi, yakni :
a. Mencari kausa ; faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit dan mempengaruhi derajat kesehatan
b. Riwayat alamiah penyakit ; perlangsungan penyakit (pre – pasca pathogenesis)
c. Deskripsi status kesehatan masyarakat ; menggambarkan staus kesehatan berdasarkan proporsi perubahan distribusi menurut waktu, tempat, dan orang
d. Evaluasi hasil intervensi ; menilai keberhasilan berbagai intervensi (sumatif dan formatif).
Untuk itu, epidemiologi tidak dapat terlepas dalam keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya seperti Administrasi Kesehatan, biostatistik, kesehatn kerja, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, psikologi, sosio-antropologi, dll. Sebagai contoh peranan epidemiologi sebagai alat diagnosis masalah kesehatan (Green dalam Bustan MN, 2006), gambaran status kesehatan berkaitan kemiskinan (poverty) berupa malnutrisi, over population, kesehatan ibu dan bayi, penyakit-penyakit parasit, alcoholism, kesakitan mental, dll. Dari informasi epidemiologi ini, lebih lanjut dapat dikembangkan diagnosis edukasi dan intervensi lainnya,
Epidemiologi sebagai suatu metode ilmiah yang berperan dalam penelitian kesehatan tentunya tak telepas dari keterkaitan dengan statistic dan metodologi. Untuk menganalisis masalah-masalah kesehatan yang berkaitan dengan penerapan strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit, memerlukan masukan dari ilmu-ilmu sosial seperti sosio-antropologi, ekonomi, dll. Sedangkan untuk penerpannya dalam kesehatan klinik/medis dan kedokteran dikenal istilah clinical epidemiology. Dengan demikian epidemiologi dapat bergandengan tangan dengan berbagai disiplin ilmu, bahkan dalam aplikasinya epidemiologi terasa lebih sempurna apabila di back-up dengan disiplin ilmu lainnya.
3. Ruang lingkup epidemiologi
Kegiatan epidemiologi mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakt. Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Secara umum pembahasan epidemiologi menitik-beratkan pada beberapa hal, yakni :
a. Objeknya adalah masalah kesehatan
b. Masalah kesehatan yang dimaksud adalah masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia/populasi (masyarakat)
c. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan, dimanfaatkan data distribusi dan frekuensi masalah kesehatan tersebut.
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekatan khusus dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi status kesehatan. Sehingga ruang lingkup epidemiologi meliputi “6E”, yakni :
a. Etiologi ; Berkaitan dengan peranan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya ; etiologi dari penyakit kusta/lepra adalah mycobacterium leprae.
b. Efikasi ; Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dengan adalanya intervensi kesehatan
c. Efektifitas ; Besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu intervensi kesehatan, serta perbedaan dari suatu intervensi dengan intervensi lainnya.
d. Efisiensi ; Sebuah konsep ekonomi yang melihatpengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan dari suatu tindakan intervensi.
e. Evaluasi ; Pemberian nilai secara keseluruhan terhadap keberhasilan suatu tindakan intervensi, baik evaluasi proses (formatif) maupun evaluasi hasil (sumatif).
f. Edukasi ; intervensi masalah kesehatan berupa peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.
B. Konsep Penyebab Penyakit
1. Sehat, sakit dan masalah kesehatan
Ketidaksamaan persepsi dan pemahaman tentang keadaan sehat-sakit antara petugas kesehatan dan masyarakat sering kali menjadi kendala yang menyebabkan gagalnya upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Sehat dan sakit merupakan suatu rangkaian proses yang berjalan terus menerus dalam kehidupan individu di masyarakat.
Sehat secara fisik adalah suatu kondisi dimana semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin, sedangkan sehat secara ekologi merupakan proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya (Budiarto, 2002).
Penyakit secara fisik adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan atau kelainan dari bentuk dan fungsi tubuh sehingga tidak berjalan normal. Timbulnya penyakit pada seseorang disebabkan gagalnya mekanisme adaptasi untuk bereaksi secara tepat terhadap tekanan sehingga timbul gangguan pada struktur dan fungsi organ tubuh, yang terkadang menimbulkan rasa sakit. Penyakit lebih bersifat obyektif sedangkan rasa sakit bersifat subyektif.
Perubahan keadaan dari sehat ke sakit berkaiata dengan hasil keterpaparan oleh penyebab penyakit (agent) dan kerentanan tubuh manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sifat-sifat agent dalam menimbulkan keterpaparan pada manusia diantaranya sebagai berikut :
Ø Patogenitas ; kemampuan mikroorganisme (agent) untuk menimbulkan penyakit pada manusia
Ø Virulensi ; tingkatan berat ringannya resiko penyakit yang ditimbulkan
Ø Tropisme ; pemilihan jaringan/organ yang diserang
Ø Kecepatan berkembang biak.
Untuk mencapai kata “sehat” bukanlah pekerjaan yang mudah. Batasan Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, social, dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan batasan sehat menurut WHO (1984), health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.
Dengan demikian, Fletcher dalam Bustan, MN (2002) mengemukakan bahwa ruang lingkup sehat dan masalah kesehatan meliputi ‘6D’, yakni :
a. Death (kematian)
b. Disease (penyakit)
c. Disability (kecacatan)
d. Discomfort (kekurang-nyamanan)
e. Dissatisfaction (kekurang-puasan)
f. Destitution (kemelaratan)
Konsep sehat diatas sangat ideal, sehingga dalam penerapannya sangan sulit dicapai sehingga timbul beberapa kritikan terhadap konsep tersebut.
Ø Sehat merupakan keadaan yang dinamis dan berubah setiap saat
Ø Batasan “sejahtera” ataupun “complete” sangat sulit ditentukan
Ø Pengukuran indikator bervariasi dengan validitas yang berbeda-beda.
2. Perkembangan konsep terjadinya penyakit
Pemahaman tentang konsep penyebab penyakitperlu dimiliki untuk dapat menjelaskan mekanisme krjadian dan penyebaran suatu penyakit. Beberapa konsep yang dikembangkan oleh para ahli, dari zaman generasi pertama Hyppocrates dengan konsep “Airs, Waters and Places”, Galen dengan konsep “Experimental Medicine”, maupunkonsep “Contagion Germ” yang dikembangkan oleh Igmatz Semmelweis (1818-1865).
Menjelang akhir abad ke-19, para pakar mengklasifikasikan penyebab timbulnya penyakit menjadi dua yaitu single causation dan multiple causation. Konsep single causation muncul didasari oleh pemikiran bahwa penyakit yang diderita seseorang disebabkan oleh penyebab yang spesifik (kuman), dalam perkembangannya konsep ini banyak dianuh oleh pakar bakteriologis seperti Robert Koch dan Louis Pasteur. Sedangkan pada konsep multiple causation bahwa penyakit penyakit tidak dapat dijelaskan hanya dengan jenis kuman (penyebab tunggalnya) saja, tetapi diperlukan faktor lainnya yang mempengaruhi terjadinya penyakit terutama lingkungan sekitar.
Selanjutnya kita juga mengenal konsep jaring sebab akibat (web of causation), senada dengan multiple causation bahwa penyakit disebabkan oleh banyak faktor, akan tetapi dalam web of causation fakto penyebab tersebut saling terkait dan mempengaruhi kejadian suatu penyakit.
3. Penyebab penyakit, pejamu dan lingkungan
Hubungan asosiasi sebab akibat

1 komentar:

happyeastlick mengatakan...

Best Casino Software & Games 2021 | MrCD
Top 경상북도 출장마사지 Casino Software & Games 2021 · BetSoft Slot Machine · 포항 출장샵 Joker · NetEnt · Playtech · Joker · 포천 출장샵 NetEnt 통영 출장안마 · Playtech · NetEnt · Playtech · Rival 동두천 출장샵 · Rival

Posting Komentar